Jikadiberi ujian sabar, maka berlapang dada dan bersyukur. Jika kita ridho kepada Allah, kita tidak akan pernah menyandarkan diri kita kepada orang lain, kita hanya berharap kepada Allah. Kita akan menjalankan ibadah dengan senang, tidak menggerutu, malas, banyak pertanyaan. Jangan mengedepankan akal dibanding Al-Quran. Inilah yang patut dipahami setiap insan beriman. Bahwa cobaan kadang dapat meninggikan derajat seorang muslim di sisi Allah dan tanda bahwa Allah semakin cinta kepada hamba-Nya. Dan semakin tinggi kualitas imannya, semakin berat pula ujiannya. Namun ujian terberat ini akan dibalas dengan pahala yang besar pula. Sehingga kewajiban kita adalah bersabar. Sabar ini merupakan tanda keimanan dan kesempurnaan tauhidnya. Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ุฅูุฐูŽุง ุฃูŽุฑูŽุงุฏูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุจูุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ุงู„ู’ุฎูŽูŠู’ุฑูŽ ุนูŽุฌูŽู‘ู„ูŽ ู„ูŽู‡ู ุงู„ู’ุนูู‚ููˆุจูŽุฉูŽ ููู‰ ุงู„ุฏูู‘ู†ู’ูŠูŽุง ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุฃูŽุฑูŽุงุฏูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุจูุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ุงู„ุดูŽู‘ุฑูŽู‘ ุฃูŽู…ู’ุณูŽูƒูŽ ุนูŽู†ู’ู‡ู ุจูุฐูŽู†ู’ุจูู‡ู ุญูŽุชูŽู‘ู‰ ูŠููˆูŽููŽู‘ู‰ ุจูู‡ู ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู„ู’ู‚ููŠูŽุงู…ูŽุฉู โ€œJika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.โ€ HR. Tirmidzi no. 2396, hasan shahih kata Syaikh Al Albani. Juga dari hadits Anas bin Malik, beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ุฅูู†ูŽู‘ ุนูุธูŽู…ูŽ ุงู„ู’ุฌูŽุฒูŽุงุกู ู…ูŽุนูŽ ุนูุธูŽู…ู ุงู„ู’ุจูŽู„ุงูŽุกู ูˆูŽุฅูู†ูŽู‘ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูŽ ุฅูุฐูŽุง ุฃูŽุญูŽุจูŽู‘ ู‚ูŽูˆู’ู…ู‹ุง ุงุจู’ุชูŽู„ุงูŽู‡ูู…ู’ ููŽู…ูŽู†ู’ ุฑูŽุถูู‰ูŽ ููŽู„ูŽู‡ู ุงู„ุฑูู‘ุถูŽุง ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุณูŽุฎูุทูŽ ููŽู„ูŽู‡ู ุงู„ุณูŽู‘ุฎูŽุทู โ€œSesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.โ€ HR. Ibnu Majah no. 4031, hasan kata Syaikh Al Albani. Faedah dari dua hadits di atas 1- Musibah yang berat dari segi kualitas dan kuantitas akan mendapat balasan pahala yang besar. 2- Tanda Allah cinta, Allah akan menguji hamba-Nya. Dan Allah yang lebih mengetahui keadaan hamba-Nya. Kata Lukman -seorang sholih- pada anaknya, ูŠุง ุจู†ูŠ ุงู„ุฐู‡ุจ ูˆุงู„ูุถุฉ ูŠุฎุชุจุฑุงู† ุจุงู„ู†ุงุฑ ูˆุงู„ู…ุคู…ู† ูŠุฎุชุจุฑ ุจุงู„ุจู„ุงุก โ€œWahai anakku, ketahuilah bahwa emas dan perak diuji keampuhannya dengan api sedangkan seorang mukmin diuji dengan ditimpakan musibah.โ€ 3- Siapa yang ridho dengan ketetapan Allah, ia akan meraih ridho Allah dengan mendapat pahala yang besar. 4- Siapa yang tidak suka dengan ketetapan Allah, ia akan mendapat siksa yang pedih. 5- Cobaan dan musibah dinilai sebagai ujian bagi wali Allah yang beriman. 6- Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia dengan diberikan musibah yang ia tidak suka sehingga ia keluar dari dunia dalam keadaan bersih dari dosa. 7- Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak. Ath Thibiy berkata, โ€œHamba yang tidak dikehendaki baik, maka kelak dosanya akan dibalas hingga ia datang di akhirat penuh dosa sehingga ia pun akan disiksa karenanya.โ€ Lihat Faidhul Qodir, 2 583, Mirqotul Mafatih, 5 287, Tuhfatul Ahwadzi, 7 65 8- Dalam Tuhfatul Ahwadzi disebutkan, โ€œHadits di atas adalah dorongan untuk bersikap sabar dalam menghadapi musibah setelah terjadi dan bukan maksudnya untuk meminta musibah datang karena ada larangan meminta semacam ini.โ€ Jika telah mengetahui faedah-faedah di atas, maka mengapa mesti bersedih? Sabar dan terus bersabar, itu solusinya. Semoga Allah memberi kita taufik dalam bersabar ketika menghadapi musibah. Wallahul muwaffiq. โ€” Mabna 27, kamar 201, Jamiโ€™ah Malik Suโ€™ud, Riyadh-KSA Renungan di malam hari sebelum tidur, 24 Rabiโ€™ul Awwal 1434 H QS5:3 diatas adalah larangan-larangan dari Allah yang mesti kita jauhi. Jika hal ini sudah kita lakukan untuk menjauhinya, tidak kita kerjakan, sudah pasti orang-orang kafir tidak akan bisa mengalahkan agama Islam, sempurnalah agama Islam yang kita jalankan, kita akan memperoleh nikmat dari Allah dan mendapat Ridho dari Allah SWT, Subhanallah.. โ€” Allah Taala sebagai satu-satunya Dzat yang berhak untuk diibadahi, ridha dengan segala ujian atau musibah yang Allah turunkan kepada kita dan kita tidak boleh mencela ketetapan Allah. Kebanyakan yang menggelincirkan kaki manusia adalah berkaitan dengan penentangan terhadap takdir, mencelanya, tidak ridha terhadapnya, mengeluh dan menyandarkan kezhaliman kepadanya. Jika suatu saat rezekinya seret, dia akan berkata, โ€Ini adalah bentuk kezhaliman. Dan, adakah orang lain yang lebih baik dariku ? โ€ Jika dia melihat orang-orang pergi mencari rezeki lalu sukses, dia akan berteriak,โ€Duhai seandainya aku seperti mereka, niscaya aku akan mengalami kesuksesan yang gemilang!โ€ Sayangnya, tabiat ini paling banyak tergambar dari sebagian kaum perempuan. Padahal amalan akidah tersebut diharamkan Allah Taโ€™ala, karena mereka tidak ridha dengan qadha ketentuan Allah. Dia beriman terhadap takdir yang baik, sedang terhadap takdir yang buruk, dia mengingkarinya. Dia rela dengan takdir yang manis dan menggerutu terhadap takdir yang pahit. Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahuโ€™anhu diriwayatkan bahwa ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ู„ุงูŽ ูŠูุคู’ู…ูู†ู ุนูŽุจู’ุฏูŒ ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูุคู’ู…ูู†ูŽ ุจูุงู„ู’ู‚ูŽุฏูŽุฑู ุฎูŽูŠู’ุฑูู‡ู ูˆูŽุดูŽุฑู‘ูู‡ู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูŽุนู’ู„ูŽู…ูŽ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู…ูŽุง ุฃูŽุตูŽุงุจูŽู‡ู ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽูƒูู†ู’ ู„ููŠูุฎู’ุทูุฆูŽู‡ู ูˆูŽุฃูŽู†ู‘ูŽ ู…ูŽุง ุฃูŽุฎู’ุทูŽุฃูŽู‡ู ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽูƒูู†ู’ ู„ููŠูุตููŠุจูŽู‡ู โ€œSeorang hamba tidak dikatakan beriman sampai beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk. Dan, hingga dia mengetahui bahwa apa yang ditakdirkan menimpanya, maka tidak akan pernah meleset, dan apa yang tidak ditakdirkan menimpanya, maka tidak pernah akan menimpa Shahih Sunan at-Tirmidzi. Dinukil dari pendapat Abdul Lathif bin HajisnAl-Ghomidi dalan kitabnya โ€œโ€œMukhalafaat Nisaiyyahโ€, 100 Mukhalafah Taqaโ€™u fiha al-Katsir Minan Nisa-i bi Adillatiha Asy-Syarโ€™iyyahโ€ diuraikan, sebagian kaum perempuan meremehkan tentang dosa mencela takdir tersebut. Jika dia melihat ada seseorang tiba-tiba mendapatkan berbagai kenikmatan dunia, dia menganggap tidak ada hikmah dalam pemberian Allah tersebut. Lantas dia berkata, โ€œSesungguhnya Allah telah memberikan kepada seseorang yang tidak berhak mendapatkannya. โ€œ Di atas inilah dia berjalan, selalu dalam keadaan mengeluh, terus menerus mencela takdir Allah. โ€œBahkan bisa jadi, dia akan mengatakan bahwa tidak ada hikmah dan rahmat dalam ketentuan-Nya. Jika ia mau beriman dan menginstropeksi dirinya, memperhatikan pemahamannya, bersabar dan selalu mengharap pahala darinya, maka hal itu tentu lebih baik baginya, baik cepat maupun lambat,โ€jelas Al-Ghomidi. Dari Zaid bin Tsabit diriwayatkan bahwa ia berkata aku pernah mendengar Rasulullah bersabda ู„ูŽูˆู’ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุนูŽุฐู‘ูŽุจูŽ ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽ ุณูŽู…ูŽุงูˆูŽุงุชูู‡ู ูˆูŽุฃูŽู‡ู’ู„ูŽ ุฃูŽุฑู’ุถูู‡ู ุนูŽุฐู‘ูŽุจูŽู‡ูู…ู’ ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุบูŽูŠู’ุฑู ุธูŽุงู„ูู…ู ู„ูŽู‡ูู…ู’ ุŒ ูˆูŽู„ูŽูˆู’ ุฑูŽุญูู…ูŽู‡ูู…ู’ ูƒูŽุงู†ูŽุชู’ ุฑูŽุญู’ู…ูŽุชูู‡ู ุฎูŽูŠู’ุฑู‹ุง ู„ูŽู‡ูู…ู’ ู…ูู†ู’ ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ูู‡ูู…ู’ ุŒ ูˆูŽู„ูŽูˆู’ ุฃูŽู†ู’ููŽู‚ู’ุชูŽ ู…ูุซู’ู„ูŽ ุฃูุญูุฏู ุฐูŽู‡ูŽุจู‹ุง ูููŠ ุณูŽุจููŠู„ู ุงู„ู„ู‡ู ู…ูŽุง ู‚ูŽุจูู„ูŽู‡ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูู†ู’ูƒูŽ ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุชูุคู’ู…ูู†ูŽ ุจูุงู„ู’ู‚ูŽุฏูŽุฑู ุŒ ูˆูŽุชูŽุนู’ู„ูŽู…ูŽ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู…ูŽุง ุฃูŽุตูŽุงุจูŽูƒูŽ ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽูƒูู†ู’ ู„ููŠูุฎู’ุทูุฆูŽูƒูŽ ุŒ ูˆูŽุฃูŽู†ู‘ูŽ ู…ูŽุง ุฃูŽุฎู’ุทูŽุฃูŽูƒูŽ ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽูƒูู†ู’ ู„ููŠูุตููŠุจูŽูƒูŽ ุŒ ูˆูŽู„ูŽูˆู’ ู…ูุชู‘ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุบูŽูŠู’ุฑู ู‡ูŽุฐูŽุง ู„ูŽุฏูŽุฎูŽู„ู’ุชูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑูŽ โ€œSekiranya Allah menghendaki untuk mengazab para penduduk langit dan bumi, niscaya Dia akan mengazab mereka, dan itu bukanlah bentuk kezhaliman Allah kepada mereka. Dan, sekiranya Dia memberi rahmat kepada mereka, niscaya rahmat-Nya lebih baik bagi mereka daripada amal mereka sendiri. Jika engkau memiliki emas sebesar bukit Uhud yang engkau infakkan di jalan Allah, niscaya amalamu tidak akan diterima sampai engkau mengimani takdir secara keseluruhan, dan engkau mengetahui bahwa apa yang ditakdirkan menimpamu, maka tidak pernah akan meleset dan apa yang tidak ditakdirkan manimpamu, maka tidak akan menimpamu. Jika engkau mati tidak dalam keadaan demikian pasti engkau akan masuk Neraka Shahih Sunan Abi Dawud, dan Shahih Sunan Abni Majaha Muslimah, kita ini adalah hamba Allah. Seperti budak kepada tuannya, maka apa keinginan tuannya, budak harus menurutinya. Demikianlah kita kepada Allah. Namun Allah adalah tuan yang tidak pernah berbuat zalim pada hamba-hamba-Nya. Maka kita harus ridha dengan segala ketetapan Allah. Kita harus ridho Allah sebagai satu-satunya Dzat yang berhak untuk diibadahi. Ridha dengan segala ujian atau musibah yang Allah turunkan kepada kita. Kita tidak boleh mencela ketetapan Allah. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda ุฅู† ุนุธู… ุงู„ุฌุฒุงุก ู…ุน ุนุธู… ุงู„ุจู„ุงุก ูˆุฃู† ุงู„ู„ู‡ ุฅุฐุง ุฃุญุจ ู‚ูˆู…ุง ุงุจุชู„ุงู‡ู…ุŒ ูู…ู† ุฑุถูŠ ูู„ู‡ ุงู„ุฑุถู‰ ูˆู…ู† ุณุฎุท ูู„ู‡ ุงู„ุณุฎุท โ€œBesarnya ganjaran pahala tergantung pada besarnya ujian. Dan Allah jika mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka. Siapa yang ridho menerima ujian maka baginya ridha. Siapa yang marah, tidak terima takdir Allah, maka baginya kemarahan.โ€ Jadi, apa yang Allah Taโ€™ala takdirkan buat kita, itu yang terbaik buat kita. Apa saja, termasuk ujian dan cobaan. Allah yang menakdirkan musibah ini, Allah juga yang akan mengembalikan kepada keadaan yang lebih baik. Ketika ditimpa musibah dan kesusahan, jangan berharap sesuatu pun dari manusia. Berharaplah kepada Allah saja. Allah yang menciptakan kita, maka Allah pasti akan memberikan rezeki kepada kita. Yakinlah, bahwa Allah Taโ€™ala tidak akan menelantarkan hamba-hamba-Nya yang Aโ€™lam.*/sumber; hurufpertama k 1 = ุฑ, huruf kedua k 2 = ุฌ, dan huruf ketiga k 3 = ุก; Makna dari kata dasar ุฑ ุฌ ุก : Kata dasar ini sebagai kata benda berkaitan dengan makna silakan, tolong, minta, sudilah, supaya, tumpang, menumpang, mangga, harap, asa, kepercayaan, keyakinan, lembah, jurang, ngarai, teluk sempit. Kata dasar ini sebagai kata kerja
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ridho Terhadap Ketentuan AllahDi dalam Surah Al Anbiyaโ€™ ayat 35 dijelaskan yaitu โ€œSetiap yang bernyawa akan merasakan mati. Allah akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.โ€ Manusia tidak akan lepas dari yang namanya ujian. Allah terkadang menguji kita dengan ujian, terkadang dengan nikmat. Allah ingin melihat, siapa yang bersyukur dan siapa yang putus asa. Terkadang dari kita ada yang marah terhadap takdir Allah atau menganggap Allah tidak adil terhadap kita. Allah tidak pernah mendapat kerugian dari sikap kita. Tetapi kitalah yang mendapat kerugian yaitu jauh dari Allah. Padahal Allah itu Allaahusshomad, Allah tempat kita surah Al Baqarah 216 yang memiliki arti, โ€œBoleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui. Jadi kita lihat bahwa dalam ayat tersebut memiliki hubungan dengan prinsip keimanan yakni Qadaโ€™ dan Qadar. Yakin terhadap segala takdir Allah. Hikmah Allah mendatangkan musibah kepada kita, yaituMusibah itu sebagai ujian dari Allah SWT, karena Allah ingin melihat siapa yang mampu sabar menghadapi ujian itu. Seorang tidak akan mampu teruji keimanannya jika tidak diberikan ujian demi ujianMusibah itu hadir untuk membersihkan hati manusia, supaya lepas dari sifat buruk. Ketika musibah datang, sifat ujub akan berganti dengan ketundukan terhadap AllahMusibah itu membuat agar iman seorang mukmin itu menjadi kuat. Karena agar kita tahu bahwa hanya Allah lah tempat kita bersandarMusibah menunjukkan kuatnya Allah dan lemahnya manusia. Allah bisa berkehendak apapun dan kita sebagai manusia hanya berusaha semaksimal mungkinMusibah menjadikan kita semangat terus untuk berdoa kepada Allah. Kita akan berdoa secara khusyuk dan bersungguh-sungguh dalam memohon kepada Allah. Karena jika Allah hanya memberikan nikmat, kita malah merasa enteng dengan doa tanpa khusyuk meminta kepada AllahMusibah itu akan membangunkan seseorang yang sedang lalai untuk bersungguh-sungguh dalam menjalankan kehidupan ini dengan penuh itu bisa dirasakan kalau kita merasakan lawannya. Kita bisa merasakan nikmat sehat jika kita diberi sakit oleh Allah. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Untukitu kata Habib Abdurrahman apapun yang terjadi, maka kita harus bersikap ridho. "Allah telah memberikan wahyu kepada Nabi Musa 'alaihissasalam: "Wahai Musa, siapa yang tidak ridha dengan keputusan-Ku, tidak sabar dengan ujian-Ku, dan tidak mensyukuri nikmat-nikmat-Ku, maka hendaklah ia pergi dari bumiku dan langiku, dan hendaklah ia mencari Tuhan selain Aku." โ€œAkan merasakan kelezatan/kemanisan iman, orang yang ridha kepada Allah sebagai Rabbnya dan Islam sebagai agamanya serta nabi Muhammad sebagai rasulnya.โ€ HR. Muslim Sahabat, ridho merupakan perkataan ringan namun berat dijalankan, karena nyatanya, meskipun kita tahu harus ridho pada segala ketentuan Allah, tidak semua hal yang Ia berikan pada kita bisa kita ridhoi. Misalnya, kita tidak ridho pada ketentuan Allah mengenai rezeki yang kita peroleh. Mengapa amat sulit mendapat rezeki yang halal, sedangkan sumber rezeki yang haram selalu menggoda. Atau, kita tidak ridho pada ketentuan Allah mengenai keluarga, mengapa kita terlahir dari orangtua yang broken, lingkungan keluarga yang buruk dan jauh dari nilai Islam. Atau, masih banyak hal lainnya yang merupakan ketentuan Allah namun belum bisa kita ridhoi? Mari kita simak kisah singkat berikut ini Jaโ€™far bin Sulaiman Ash-Shunโ€™i bercerita Suatu hari, ketika Sufyan Ats-Tsuri berada di tempat Robiโ€™ah Al-Adawiyyah, ia berseru, โ€œYa Allah ridhoi kami.โ€ Robiโ€™ah menukas, โ€œTidakkah kau malu kepada Allah meminta ridho-Nya, sementara kau sendiri tidak ridho terhadap-Nya?!โ€ Sufyan serta-merta berkata, โ€œAstagfirullah, aku memohon ampun kepada Allah.โ€ Aku lalu bertanya kepada Robiโ€™ah, โ€œKapan seorang hamba menjadi orang yang ridho terhadap Allah?โ€ Ia menjawab, โ€œJika kebahagiaannya menyambut musibah sama seperti kebahagiannya menyambut nikmat.โ€ Sahabat, rupanya salah satu ciri ridho pada Allah adalah menerima segala ketentuanNya termasuk musibah sekalipun dengan hati lapang. Jika kita diberi wajah kurang rupawan, rezeki yang pas-pasan, kesehatan bermasalah, namun kita tetap lapang pada ketentuan Allah tersebut, hal itulah yang disebut ridho padaNya. โ€œBalasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga โ€™Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridho terhadap mereka dan meraka pun ridho kepadanya.โ€ QS. Al-Bayyinah 8 Lalu, bagaimana cara mencapai derajat ridho pada ketentuan Allah tersebut? Bukankah tidak mudah menerima hal buruk yang Allah beri dalam hidup kita? Berikut ini beberapa poin yang mudah-mudahan bisa membantu 1. Menyadari bahwa Allah yang paling berhak atas diri kita Sahabat, seorang pencipta memiliki hak 100% terhadap apa yang ia ciptakan. Sebagaimana seniman yang ketika membuat karya tak ingin diusik apalagi dikritik, apalagi Allah yang berhak 100% melakukan apapun yang dikehendakiNya atas ciptaanNya. โ€œSesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.โ€ QS. Al-Hajj18 Maka, sebagai makhluk yang Ia ciptakan, kita disodorkan pilihan untuk ridho pada kehendakNya atau malah protes. Ketahuilah bahwa Allah tak memaksa makhlukNya untuk ridho, meski Ia berhak memaksa kita meridhoiNya, namun Ia justru meminta kepasrahan kita. Jika kita ridho pada ketentuanNya, maka sesungguhnya kita telah melakukan pilihan cerdas. Akan tetapi jika kita tidak ridho, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dan Tidak Membutuhkan makhlukNya. Jadi sebenarnya, orang yang tidak ridho atau belum ridho pada ketentuan Allah tengah berlaku zhalim pada dirinya sendiri. Bagaimana mungkin ia bisa menemukan kebahagiaan sejati dalam hidupnya jika tak meridhoi apa yang Allah lakukan terhadap dirinya? 2. Meyakini bahwa musibah dan ujian bisa jadi bentuk cinta Allah Cara selanjutnya yang bisa dilakukan adalah dengan meyakini sebenar-benarnya bahwa musibah dan ujian bisa jadi salah satu bentuk cinta Allah pada seorang hamba, maka tak perlu merutuki takdir yang terlihat tak menyenangkan, bisa jadi ada balasan besar di baliknya! โ€œSesungguhnya besarnya balasan tergantung besarnya ujian, dan sesungguhnya Allah Taโ€™ala apabila mencintai suatu kaum maka Allah akan menguji mereka dengan suatu musibah, maka barangsiapa yang ridha maka baginya keridhaan dari Allah dan barangsiapa yang marah maka baginya kemarahan Allah.โ€ HR. At-Tirmidzi dari Anas bin Malik, lihat Silsilah Ash-Shahihah 3. Percaya bahwa Allah selalu memberi yang terbaik untuk diri kita Banyak orang tidak ridho pada ketentuan Allah karena mereka tak yakin bahwa apa yang dikehendaki Allah untuk terjadi adalah yang terbaik. Padahal segala pengetahuan dan ilmu ada di sisiNya, mengapa kita tak mempercayaiNya? Sama saja seperti seorang anak yang mencurigai orangtua yang amat mencintainya. Sang anak begitu benci dan protesโ€ฆ mengapa ia diberikan makanan sayur-sayuran yang tak disukainya, dan tidak diizinkan untuk bermain hujan-hujanan di tengah gemuruh petir yang menyambar? Tentu karena sang anak tak mengetahui bahwa apa yang orangtua lakukan untuknya adalah demi kebaikannya. Sahabat, jika kita meyakini bahwa kehendak Allah adalah yang terbaik, otomatis kita akan pasrah dan ridho pada apapun yang Ia pilihkan untuk kita. Maka menjadilah kita orang-orang beruntung yang ridho pada ketentuan Allah. Semoga kita termasuk golongan orang cerdas yang memilih secara sadar untuk meridhoi segala ketetapan Allah dalam hidup kita. Aamiin. SH Diamenjawab, ''Aku menuntut ilmu, mengamalkannya dan aku membaca Al Quran dengan mengharap ridho-Mu.'' Alloh berkata kepadanya, ''Engkau berbohong. Engkau mencari ilmu supaya orang menyebut engkau sebagai seorang alim. Dan, engkau membaca Al Quran agar orang lain menyebutmu rajin membaca Al Quran.'' ุฅูู†ูŽู‘ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูŽ ุฅูุฐูŽุง ุฃูŽุญูŽุจูŽู‘ ู‚ูŽูˆู’ู…ู‹ุง ุงุจู’ุชูŽู„ุงูŽู‡ูู…ู’ ููŽู…ูŽู†ู’ ุฑูŽุถููŠูŽ ููŽู„ูŽู‡ู ุงู„ุฑูู‘ุถูŽุง ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุณูŽุฎูุทูŽ ููŽู„ูŽู‡ู ุงู„ุณูŽู‘ุฎูŽุทูโ€œSesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka. Barang siapa yang ridho terhadap ujian tersebut maka baginya ridho Allah dan barang siapa yang marah terhadap ujian tersebut maka baginya murka-Nya.โ€ HR. TirmidziDari hadist tersebut sudah jelas, bahwa ketika Alah mencinati seorang hamba, maka hamba tersebut akan Allah uji, dengan tujuan Allah ingin menguji apakah hamba tersebut ridho terhadap cobaan tersebut aatukah malah akan marah-marah dengan cobaan tersebut walaupun sebenarnya Allah sudah Maha tahu terhadap respon hamba tersebut, namun Allah ingin memberitahukan hal tersebut ke hambanya yang lain secara umum.Dari Mushโ€™ab bin Saโ€™id seorang tabiโ€™in dari ayahnya berkata, ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุฃูŽู‰ูู‘ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุณู ุฃูŽุดูŽุฏูู‘ ุจูŽู„ุงูŽุกู‹โ€œWahai Rasulullah, siapakah yang paling berat ujiannya?โ€ Beliau shallallahu alaihi wa sallam menjawab, ุงู„ุฃูŽู†ู’ุจููŠูŽุงุกู ุซูู…ูŽู‘ ุงู„ุฃูŽู…ู’ุซูŽู„ู ููŽุงู„ุฃูŽู…ู’ุซูŽู„ู ููŽูŠูุจู’ุชูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุฑูŽู‘ุฌูู„ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุญูŽุณูŽุจู ุฏููŠู†ูู‡ู ููŽุฅูู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ุฏููŠู†ูู‡ู ุตูู„ู’ุจู‹ุง ุงุดู’ุชูŽุฏูŽู‘ ุจูŽู„ุงูŽุคูู‡ู ูˆูŽุฅูู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ููู‰ ุฏููŠู†ูู‡ู ุฑูู‚ูŽู‘ุฉูŒ ุงุจู’ุชูู„ูู‰ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุญูŽุณูŽุจู ุฏููŠู†ูู‡ู ููŽู…ูŽุง ูŠูŽุจู’ุฑูŽุญู ุงู„ู’ุจูŽู„ุงูŽุกู ุจูุงู„ู’ุนูŽุจู’ุฏู ุญูŽุชูŽู‘ู‰ ูŠูŽุชู’ุฑููƒูŽู‡ู ูŠูŽู…ู’ุดูู‰ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุฃูŽุฑู’ุถู ู…ูŽุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุฎูŽุทููŠุฆูŽุฉูŒ ยปโ€œPara Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat kokoh, maka dia akan mendapat ujian begitu kuat. Apabila agamanya lemah, maka dia akan diuji sesuai dengan agamanya. Senantiasa seorang hamba akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di bumi dalam keadaan bersih dari dosa.โ€ HR. TirmidziSemoga kita yang sedang mendapat ujian atau musibah merenungkan hadits-hadits di atas. Sungguh ada sesuatu yang tidak kita ketahui di balik musibah tersebut. Maka bersabarlah dan berusahalah ridho dengan taqdir ilahi serta mencari Manawi mengatakan, โ€œBarangsiapa yang menyangka bahwa apabila seorang hamba ditimpa ujian yang berat, itu adalah suatu kehinaan; maka sungguh akalnya telah hilang dan hatinya telah buta tertutupi. Betapa banyak orang sholih ulama besar yang mendapatkan berbagai ujian yang menyulitkan. Tidakkah kita melihat mengenai kisah disembelihnya Nabi Allah Yahya bin Zakariya, terbunuhnya tiga Khulafaโ€™ur Rosyidin, terbunuhnya Al Husain, Ibnu Zubair dan Ibnu Jabir. Begitu juga tidakkah kita perhatikan kisah Abu Hanifah yang dipenjara sehingga mati di dalam buih, Imam Malik yang dibuat telanjang kemudian dicambuk dan tangannya ditarik sehingga lepaslah bahunya, begitu juga kisah Imam Ahmad yang disiksa hingga pingsan dan kulitnya disayat dalam keadaan hidup. โ€ฆ Dan masih banyak kisah lainnya.โ€ Faidhul Qodhir Syarh Al Jamiโ€™ Ash ShogirSemoga kita termasuk orang-orang yang bersabar ketika menghadapi musibah. RIDHODENGAN UJIAN ALLAH. Agar hati selalu tentram dan ridho dalam menerima cobaan maupun ujian dari Allah, ingatlah bahwa diluar sana ada orang yang merindukan keadaan seperti diri kita karena begitu berat cobaan dan ujian mereka dibanding yang kita terimaโฃ. โฃ Jika kita sedang sakit, di luar sana ada orang yang sakitnya lebih parah dari au1t.
  • jrw60ckx8n.pages.dev/376
  • jrw60ckx8n.pages.dev/38
  • jrw60ckx8n.pages.dev/323
  • jrw60ckx8n.pages.dev/414
  • jrw60ckx8n.pages.dev/501
  • jrw60ckx8n.pages.dev/313
  • jrw60ckx8n.pages.dev/144
  • jrw60ckx8n.pages.dev/411
  • ridho dengan ujian allah